Sabtu, 16 November 2019

KIMIA MEDISINAL(ANTIHISTAMIN)


ANTIHISTAMIN
          Histamin adalah mediator kimia yang dikeluarkan pada fenomena alergi, penderita yang sensitif terhadap histamin atau mudah terkena alergi di sebabkan oleh enzim-enzim yang dapat merusak histamin ditubuh . seperti histaminase dan diamino oksidase lebih rendah dari normal (Siswandono,2016).
               PENGERTIAN ANTIHISTAMIN
          Antihistamin merupakan obat yang sering dipakai dibidang dermatologi , terutama untuk kelainan kronik dan rekuren . Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin(Sari dan Satya,2018).
            SEJARAH ANTIHISTAMIN
Antihistamin yang pertama kali digunakan pada awal tahun 1940, secara klinik berguna sebagai anti-alergi. Antihistamin generasi pertama merupakan obat yang paling banyak digunakan di dunia dan bermanfaat untuk meringankan gejala-gejala alergi dan influensa pada banyak penderita, dapat diperoleh di toko obat dalam bentuk kombinasi (Gunawijaya, 2000).
Kegunaannya terbatas sebab menimbulkan rasa kantuk karena antihistamin berikatan dengan reseptor histamin di otak. Tiga puluh tahun kemudian efek kerja histamin dibagi dalam 2 kelompok yaitu reseptor AH1 dan reseptor AH2. Sejak tahun 1981 ditemukan antihistamin generasi ke-2 (terfenadin, astemizol, loratadin dan cetirizin), bekerja menghambat reseptor H1 di perifer tanpa menembus sawar darah otak (Gunawijaya, 2000).
RESEPTOR HISTAMIN
          Menurut mutschler(1997) Histamin bekerja pada 2 reseptor berbeda yang disebut reseptor H1 dan H2. Stimulator reseptor H1 menimbulkan:
  •     Vasokonstriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar.
  •     Kontraksi otot bronchus, otot usus, otot uterus.
  •     Kontraksi sel-sel endotel.
  •     Kenaikan aliran limfa.
Stimulator reseptor H2 menyebabkan:
  •    Dilatasi pembuluh paru-paru
  •    Meningkatkan frekuensi jantiung dan kenaikan kontraktilitas jantung,serta   Kenaikan sekresi kelenjar, terutama dalam mukosa lambung
Pada otak reseptor H1 dan H2 terletak pada membran pascasinapsis sedangkan reseptor H3 terutama prasinapsis. Aktivitas reseptor H1 yang terdapat pada endotel dan sel otot polos menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, dan sekresi mukus (Dewoto, 2009).
MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
Mekanisme kerja antihistamin adalah dapat menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1,H2 dan H3 .histamin yang kadar nya tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor H1 , reseptor yang baru tersebut akan diisi oleh antihistamin.efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen –antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi(Siswandono,2016)

                                   Permasalahan
1.  Bagaimanan efek samping minum obat antihistamin setiap malam sebelum tidur?
2.   Bagaimana efek samping antihistamin generasi pertama dan generasi kedua?
3.   Bagaimana interaksi obat antihistamin?

 
Daftar Pustaka 
Dewoto,E.J.2009.Histamin dan Anti Alergi Dalam Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5.Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran UI, Jakarta.
Gunawijaya,F.A.2000.Manfaat Pengguna Antihistamin Generasi Ketiga.Fk Tri Sakti Press,Jakarta.
Mutschler,E.1991. Dinamika Obat Farmakologi dan toksikologi .Penerbit ITB,Bandung.
Sari,F dan W.Y.Satya.2018.Antihistamin terbaru dibidang dermatologi .Jurnal Kesehatan Andalas.7(4):61-65.
Siswandono.2016.Kimia Medisinal 2 Edisi 2.Airlangga University Press,Surabaya.

8 komentar:

  1. Pembahasan kali ini cukup bagus,saya akan mencoba membahas pokok permasalahan no 1
    Efek samping yang mungkin terjadi, antara lain:

    1.Memperburuk masalah kesehatan tertentu. Obat-obatan yang mengandung DPH dapat memperburuk asma atau sleep apnea. Oleh karena itu, konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
    2.Menyebabkan kantuk di esok hari. Efek samping mengantuk dari antihistamin bertahan cukup lama pada sistem di tubuh Anda.
    3.Menimbulkan efek samping merugikan lainnya. Selain mengantuk di esok harinya, antihistamin juga menimbulkan efek samping lain, seperti mulut dan tenggorokan kering, sembelit, sakit kepala, pusing, mual, dan parasomnia. mengatasi insomnia, sebaiknya coba cara lainnya yang lebih aman.

    BalasHapus
  2. Baiklah saya akan coba menjawab permasalahan no 3 :
    Obat Azatadin maleat
    =>Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat
    (index drug) berubah akibat adanya obat lain
    (precipitant drug), makanan, atau minuman.
    Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang
    memang dikehendaki (Desirable Drug
    Interaction), atau efek yang tidak dikehendaki
    (Undesirable/Adverse Drug Interactions = ADIs)
    yang lazimnya menyebabkan efek samping obat.
    Interaksi obat azatadi maleat menyebabkan
    penghambatan MAO dan memperlama kerja dan intensitas antihistamin. Alkohol, anti depresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lain memperkuat efek sedatif. Efek anti koagulan oral mungkin dihambat.

    BalasHapus
  3. Menurut saya jawaban no 2 antihistamin adalah efek samping obat generasi pertama
    Salah satu efek samping yang paling umum dari obat generasi pertama adalah rasa kantuk. Namun pada dasarnya obat generasi pertama kini tidak lagi menjadi rekomendasi pertama karena menyimpan banyak risiko efek samping. Beberapa di antaranya adalah:

    Mulut, hidung dan tenggorokan terasa kering
    Sakit kepala atau pusing
    Mual
    Muntah
    Kehilangan selera makan
    Sembelit atau susah buang air besar
    Dada terasa sesak
    Kelemahan otot
    Hiperaktif, terutama pada anak-anak
    Gugup

    Obat generasi kedua bekerja lebih cepat dan tahan lama karena langsung menargetkan aksi pada reseptor yang lebih spesifik. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi minum obat sampai berulang kali dan dalam dosis yang tinggi.

    Obat generasi kedua juga lebih minim risiko efek samping dan tidak begitu membuat ngantuk sehabis diminum.

    Efek samping antihistamin generasi kedua
    Ada beberapa efek samping umum yang bisa didapat dari obat pemblokir histamin generasi kedua ini. Antara lain sebagai berikut:

    Mengantuk
    Sakit kepala
    Sakit perut
    Mulut kering

    BalasHapus
  4. Antihistamin yang menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas antimuskarinik yang nyata dan harus digunakan dengan hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin, pasien dengan risiko galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati dan epilepsi. Dosis mungkin perlu diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia lebih mudah mendapat efek samping. Penggunaan pada anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter dan tidak boleh digunakan pada neonatus. Banyak antihistamin harus dihindari pada porfiria, meskipun beberapa (misalnya klorfenamin dan setirizin) diperkirakan aman.Mengantuk adalah efek samping utama pada sebagian besar antihistamin golongan lama, walaupun stimulasi yang paradoksikal dapat terjadi meski jarang (terutama pada pemberian dosis tinggi atau pada anak dan pada lanjut usia). Mengantuk dapat menghilang setelah beberapa hari pengobatan dan jauh kurang dengan antihistamin yang lebih baru.

    BalasHapus
  5. Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis saat mengonsumsi obat antihistamin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila anda melewatkan satu dosis saat mengonsumsi obat antihistamin,minum sesegara mungkin, namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya ,lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa,
      Note: jangan menggandakan dosis

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. Saya akan mencoba memjawab permasalahan no. 3 memurut saya Interaksi obat azatadin maleat
    Menghambat MAO memperlama kerja dan intensitas antihistamin. Alkohol, anti depresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lain memperkuat efek sedatif. Efek anti koagulan oral mungkin dihambat.

    BalasHapus

HEMATOLOGI

HEMATOLOGI PENGERTIAN HEMATOLOGI             Hematologi adalah ilmu tentang d...