ANTIHISTAMIN
Histamin adalah mediator kimia yang
dikeluarkan pada fenomena alergi, penderita yang sensitif terhadap histamin
atau mudah terkena alergi di sebabkan oleh enzim-enzim yang dapat merusak
histamin ditubuh . seperti histaminase dan diamino oksidase lebih rendah dari
normal (Siswandono,2016).
PENGERTIAN ANTIHISTAMIN
Antihistamin merupakan obat yang
sering dipakai dibidang dermatologi , terutama untuk kelainan kronik dan
rekuren . Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek
histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin(Sari dan
Satya,2018).
SEJARAH ANTIHISTAMIN
Antihistamin yang pertama kali digunakan pada awal
tahun 1940, secara klinik berguna sebagai anti-alergi. Antihistamin generasi
pertama merupakan obat yang paling banyak digunakan di dunia dan bermanfaat
untuk meringankan gejala-gejala alergi dan influensa pada banyak penderita,
dapat diperoleh di toko obat dalam bentuk kombinasi (Gunawijaya, 2000).
Kegunaannya terbatas sebab menimbulkan rasa
kantuk karena antihistamin berikatan dengan reseptor histamin di otak. Tiga
puluh tahun kemudian efek kerja histamin dibagi dalam 2 kelompok yaitu reseptor
AH1 dan reseptor AH2. Sejak tahun 1981 ditemukan antihistamin generasi ke-2
(terfenadin, astemizol, loratadin dan cetirizin), bekerja menghambat reseptor H1
di perifer tanpa menembus sawar darah otak (Gunawijaya, 2000).
RESEPTOR HISTAMIN
Menurut mutschler(1997) Histamin bekerja pada 2 reseptor berbeda yang disebut
reseptor H1 dan H2. Stimulator reseptor H1 menimbulkan:
- Vasokonstriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar.
- Kontraksi otot bronchus, otot usus, otot uterus.
- Kontraksi sel-sel endotel.
- Kenaikan aliran limfa.
Stimulator
reseptor H2 menyebabkan:
- Dilatasi pembuluh paru-paru
- Meningkatkan frekuensi jantiung dan kenaikan kontraktilitas jantung,serta Kenaikan sekresi kelenjar, terutama dalam mukosa lambung
Pada
otak reseptor H1 dan H2 terletak pada membran pascasinapsis sedangkan reseptor
H3 terutama prasinapsis. Aktivitas reseptor H1 yang terdapat pada endotel dan
sel otot polos menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah, dan sekresi mukus (Dewoto, 2009).
MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
Mekanisme
kerja antihistamin adalah dapat menghilangkan kerja histamin dalam tubuh
melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1,H2 dan H3 .histamin
yang kadar nya tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor H1 , reseptor yang
baru tersebut akan diisi oleh antihistamin.efek antihistamin bukan suatu reaksi
antigen –antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin
yang sudah terjadi(Siswandono,2016)
Permasalahan
1. Bagaimanan efek samping minum obat antihistamin setiap
malam sebelum tidur?
2.
Bagaimana efek samping antihistamin generasi pertama dan generasi kedua?
3.
Bagaimana interaksi obat antihistamin?
Daftar
Pustaka
Dewoto,E.J.2009.Histamin
dan Anti Alergi Dalam Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5.Departemen
farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran UI, Jakarta.
Gunawijaya,F.A.2000.Manfaat
Pengguna Antihistamin Generasi Ketiga.Fk Tri Sakti Press,Jakarta.
Mutschler,E.1991.
Dinamika Obat Farmakologi dan toksikologi .Penerbit ITB,Bandung.
Sari,F
dan W.Y.Satya.2018.Antihistamin terbaru dibidang dermatologi .Jurnal Kesehatan
Andalas.7(4):61-65.
Siswandono.2016.Kimia
Medisinal 2 Edisi 2.Airlangga University Press,Surabaya.
Pembahasan kali ini cukup bagus,saya akan mencoba membahas pokok permasalahan no 1
BalasHapusEfek samping yang mungkin terjadi, antara lain:
1.Memperburuk masalah kesehatan tertentu. Obat-obatan yang mengandung DPH dapat memperburuk asma atau sleep apnea. Oleh karena itu, konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
2.Menyebabkan kantuk di esok hari. Efek samping mengantuk dari antihistamin bertahan cukup lama pada sistem di tubuh Anda.
3.Menimbulkan efek samping merugikan lainnya. Selain mengantuk di esok harinya, antihistamin juga menimbulkan efek samping lain, seperti mulut dan tenggorokan kering, sembelit, sakit kepala, pusing, mual, dan parasomnia. mengatasi insomnia, sebaiknya coba cara lainnya yang lebih aman.
Baiklah saya akan coba menjawab permasalahan no 3 :
BalasHapusObat Azatadin maleat
=>Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat
(index drug) berubah akibat adanya obat lain
(precipitant drug), makanan, atau minuman.
Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang
memang dikehendaki (Desirable Drug
Interaction), atau efek yang tidak dikehendaki
(Undesirable/Adverse Drug Interactions = ADIs)
yang lazimnya menyebabkan efek samping obat.
Interaksi obat azatadi maleat menyebabkan
penghambatan MAO dan memperlama kerja dan intensitas antihistamin. Alkohol, anti depresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lain memperkuat efek sedatif. Efek anti koagulan oral mungkin dihambat.
Menurut saya jawaban no 2 antihistamin adalah efek samping obat generasi pertama
BalasHapusSalah satu efek samping yang paling umum dari obat generasi pertama adalah rasa kantuk. Namun pada dasarnya obat generasi pertama kini tidak lagi menjadi rekomendasi pertama karena menyimpan banyak risiko efek samping. Beberapa di antaranya adalah:
Mulut, hidung dan tenggorokan terasa kering
Sakit kepala atau pusing
Mual
Muntah
Kehilangan selera makan
Sembelit atau susah buang air besar
Dada terasa sesak
Kelemahan otot
Hiperaktif, terutama pada anak-anak
Gugup
Obat generasi kedua bekerja lebih cepat dan tahan lama karena langsung menargetkan aksi pada reseptor yang lebih spesifik. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi minum obat sampai berulang kali dan dalam dosis yang tinggi.
Obat generasi kedua juga lebih minim risiko efek samping dan tidak begitu membuat ngantuk sehabis diminum.
Efek samping antihistamin generasi kedua
Ada beberapa efek samping umum yang bisa didapat dari obat pemblokir histamin generasi kedua ini. Antara lain sebagai berikut:
Mengantuk
Sakit kepala
Sakit perut
Mulut kering
Antihistamin yang menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas antimuskarinik yang nyata dan harus digunakan dengan hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin, pasien dengan risiko galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati dan epilepsi. Dosis mungkin perlu diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia lebih mudah mendapat efek samping. Penggunaan pada anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter dan tidak boleh digunakan pada neonatus. Banyak antihistamin harus dihindari pada porfiria, meskipun beberapa (misalnya klorfenamin dan setirizin) diperkirakan aman.Mengantuk adalah efek samping utama pada sebagian besar antihistamin golongan lama, walaupun stimulasi yang paradoksikal dapat terjadi meski jarang (terutama pada pemberian dosis tinggi atau pada anak dan pada lanjut usia). Mengantuk dapat menghilang setelah beberapa hari pengobatan dan jauh kurang dengan antihistamin yang lebih baru.
BalasHapusApa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis saat mengonsumsi obat antihistamin?
BalasHapusBila anda melewatkan satu dosis saat mengonsumsi obat antihistamin,minum sesegara mungkin, namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya ,lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa,
HapusNote: jangan menggandakan dosis
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSaya akan mencoba memjawab permasalahan no. 3 memurut saya Interaksi obat azatadin maleat
BalasHapusMenghambat MAO memperlama kerja dan intensitas antihistamin. Alkohol, anti depresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lain memperkuat efek sedatif. Efek anti koagulan oral mungkin dihambat.